Jakarta - Saat ini cadangan minyak Indonesia terhitung hanya tersisa 4,3 miliar barel. Dalam 10-12 tahun lagi cadangan minyak Indonesia akan ludes alias habis. Hal ini disampaikan oleh Wakil Direktur Reform Miner Institute, Komaidi Notonegoro kepada detikFinance, Kamis (5/4/2012).
"Cadangan (terbukti) minyak kita tinggal 4,3 miliar barel. Dan itu akan habis dalam 10-12 tahun mendatang," tegas Komaidi.
Ini sangat berbahaya di tengah tingginya tingkat ketergantungan masyarakat terhadap bahan bakar minyak (BBM). Harusnya pemerintah mulai mengembangkan energi alternatif saat ini.
"Saat ini memang ada sekitar 50 miliar barel (potensi) minyak yang belum tergali. Namun itu tidak gampang karena biaya eksplorasi yang tinggi. Belum lagi pemerintah tidak konsisten dalam menetapkan regulasi investasi," ujar Komaidi.
Jadi saat ini pemerintah harus memperbaiki iklim investasi migas, dengan insentif yang menarik bagi investor, serta menghilangkan pungutan-pungutan liar (pungli) di berbagai daerah.
"Eksplorasi migas itu tidak semudah yang dibayangkan karena risikonya tinggi dan memerlukan teknologi tinggi juga. Investasi triliunan rupiah belum tentu menjamin bisa didapatkan minyak yang jumlahnya sesuai. Pemerintah sangat tergantung dengan swasta, karena itu harus ada insentif menarik," tutur Komaidi.
Ia pun menyindir soal kebijakan energi di Indonesia yang masih mengeluarkan dana besar untuk subsidi BBM. Pemerintah harus tegas perlahan mengurangi ketergantungan masyarakat akan BBM dengan cara menggalakkan energi alternatif. Seperti diketahui DPR-RI menolak kenaikan harga BBM, hal ini membuat pemerintah mencari cara lain agar subsidi BBM tak semakin membengkak. Disisi lain BBM yang dipakai Indonesia sebagian harus diimpor, karena produksi minyak Indonesia terus turun.
"Cadangan (terbukti) minyak kita tinggal 4,3 miliar barel. Dan itu akan habis dalam 10-12 tahun mendatang," tegas Komaidi.
Ini sangat berbahaya di tengah tingginya tingkat ketergantungan masyarakat terhadap bahan bakar minyak (BBM). Harusnya pemerintah mulai mengembangkan energi alternatif saat ini.
"Saat ini memang ada sekitar 50 miliar barel (potensi) minyak yang belum tergali. Namun itu tidak gampang karena biaya eksplorasi yang tinggi. Belum lagi pemerintah tidak konsisten dalam menetapkan regulasi investasi," ujar Komaidi.
Jadi saat ini pemerintah harus memperbaiki iklim investasi migas, dengan insentif yang menarik bagi investor, serta menghilangkan pungutan-pungutan liar (pungli) di berbagai daerah.
"Eksplorasi migas itu tidak semudah yang dibayangkan karena risikonya tinggi dan memerlukan teknologi tinggi juga. Investasi triliunan rupiah belum tentu menjamin bisa didapatkan minyak yang jumlahnya sesuai. Pemerintah sangat tergantung dengan swasta, karena itu harus ada insentif menarik," tutur Komaidi.
Ia pun menyindir soal kebijakan energi di Indonesia yang masih mengeluarkan dana besar untuk subsidi BBM. Pemerintah harus tegas perlahan mengurangi ketergantungan masyarakat akan BBM dengan cara menggalakkan energi alternatif. Seperti diketahui DPR-RI menolak kenaikan harga BBM, hal ini membuat pemerintah mencari cara lain agar subsidi BBM tak semakin membengkak. Disisi lain BBM yang dipakai Indonesia sebagian harus diimpor, karena produksi minyak Indonesia terus turun.
disuling dari : http://finance.detik.com/read/2012/04/05/124625/1885898/1034/gawat-cadangan-minyak-ri-habis-12-tahun-lagi
KOMEN GUE :
Kaget pas bacanya, shock?? iya lah, gimana gak tinggal 12 tahun lagi..ternyata di umur gue yang ke-32 ntar anak cucu di negeri ini harus melupakan sejarah besar bahwa negara ini adalah negara penghasil Minyak Bumi. Huff, sedihnya.. Tapi apakah pemerintah pernah mengingat bahwa masih ada cadangan minyak bumi di Aceh?? Apa kekurangan dana untuk mengobservasinya?? Berikut Cuplikannya :
" Ia menjelaskan, temuan yang didapati di daerah cekungan busur muka setelah melakukan survei seismik di perairan barat Aceh dalam kedalaman 500-800 meter dari dasar laut yang mem-punyai kedalaman 1.100 meter, mendapati perkiraan volume cadangan antara 17,1-10 miliar kubik. “Bila diketahui 1 meter kubik cadangan 6,29 barel, volume total minimumnya adalah 107,5 miliar barel dan volume maksimum 320,79 miliar barel,” jelasnya.
Menurut Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi BPPT Yusuf Surahman, penemuan cadangan migas tersebut ditemukan pada porositas 30 persen. Porositas adalah po-tensi batuan mengikat mi-nyak. Biasanya, kata dia, dari potensi cadangan tersebut, kandungan minyaknya hanya 15 persen. “Dengan demikian, cadangan minyaknya diperki-rakan bisa sampai 53 miliar barel,” ungkapnya. "
Menurut Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi BPPT Yusuf Surahman, penemuan cadangan migas tersebut ditemukan pada porositas 30 persen. Porositas adalah po-tensi batuan mengikat mi-nyak. Biasanya, kata dia, dari potensi cadangan tersebut, kandungan minyaknya hanya 15 persen. “Dengan demikian, cadangan minyaknya diperki-rakan bisa sampai 53 miliar barel,” ungkapnya. "
Langkah kedua mungkin kepada penghematan BBM Nasional lah ya, gimana caranya?? naikkan BBM!! meskipun sangat tidak pro rakyat namun saya mah setuju aja, terus cadangan minyak kita di Cepu.. itu jangan diekspor lagi deh, cukup buat negara ini aja..Shell kan udah punya cadangan di negara sendiri.
Semoga kita bangkit, minyak gak surut kaya sekarang, gue harap negara ini bisa temuin cadangan minyak baru.. buat para mahasiswa ni patut dibaca!! jangan cuma jago protes, demo-demo gak jelas ampe berantem seenak jidatnya..pahami dahulu kondisi negara ini, 6 bulan pemerintah undur kenaikan BBM cadangan minyak kita hanya tinggal 11,5 tahun lagi, pikirkan!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar